News
Memahami Polio: Definisi, Gejala, Jenis, hingga Jadwal PIN Polio
26 Aug 2024“polio” merupakan infeksi virus akut yang dapat menyerang saraf otot dan dapat menyebabkan kelumpuhan atau lumpuh layu akut.
Tulang merupakan organ di dalam tubuh yang berfungsi menunjang pergerakan tubuh, melindungi organ, hingga menopang postur tubuh agar dapat berdiri tegak. Kesehatan tulang sangat penting untuk dijaga untuk mencegah kelainan pada tulang sehingga dapat menunjang fungsinya dengan baik. Tidak hanya orang dewasa, kelainan tulang juga dapat dialami oleh anak maupun remaja. Ilmu kedokteran seputar kelainan tulang pada anak dan remaja dikenal dengan ortopedi pediatrik. Apakah itu? Cari tahu selengkapnya di sini, ya!
Ortopedi pediatrik adalah subspesialisasi dalam ilmu kedokteran yang menangani muskuloskeletal di antaranya tendon, ligamen, tulang rawan, otot, tulang, dan sendi pada anak-anak dan remaja. Sistem muskuloskeletal ini pada sebagian anak akan terus mengalami perkembangan sampai usianya 18 tahun. Jika terjadi kelainan muskuloskeletal pada usia di bawah 18 tahun, maka akan ditangani oleh dokter spesialis ortopedi pediatrik.
Beberapa kondisi kelainan muskuloskeletal pada anak remaja yang umum ditemui dan ditangani oleh dokter spesialis ortopedi pediatri, di antaranya:
Displasia panggul merupakan kelainan perkembangan panggul pada anak yang menyebabkan pergeseran posisi kepala tulang paha dari tempatnya pada sendi panggul. Pada kondisi normal, kepala tulang paha berupa bonggol sendi terhubung dengan sendi panggul pada rongga yang berbentuk seperti mangkok. Displasia panggul menyebabkan kelainan pada bentuk, ukuran, maupun susunan sendi panggul, sehingga sendi panggul dan kepala tulang paha tidak terhubung seperti seharusnya, menyebabkan ketidakstabilan panggul dan kelainan berjalan pada anak.
Kelainan Bentuk Kaki (Kaki XO)
Kelainan bentuk tulang yang juga umum ditemukan pada anak adalah kaki XO, yaitu kelainan pada struktur tulang yang menyebabkan kedua lutut bersentuhan membentuk serupa huruf X, atau kedua tungkai melengkung keluar membentuk serupa huruf O. Bentuk tungkai yang abnormal tersebut dapat terjadi pada masa perkembangan tulang, tetapi jika masih ditemukan di atas usia yang wajar, dapat menandakan adanya kelainan yang mendasari seperti radang sendi, defisiensi vitamin dan mineral, cedera muskuloskeletal, maupun kelainan genetik. Kelainan bentuk kaki perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kesulitan berjalan pada anak.
Anak-anak di usia 10 sampai 15 tahun atau sebelum mengalami masa pubertas sangat rentan mengalami skoliosis. Skoliosis merupakan kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan tulang anak membentuk huruf S dan C. Penyebab dari kondisi ini masih belum diketahui pasti, tetapi faktor genetik dan kelainan bawaan dapat memicu skoliosis. Ciri-ciri yang terlihat pada anak yang menderita skoliosis di antaranya postur tubuh condong ke bagian samping, saat membungkuk terdapat tonjolan di salah satu sisi punggung, bahu miring dan tidak rata, lingkar pinggang tidak ada, atau salah satu tulang belikat tampak menonjol.
Pada masa pertumbuhan, anak-anak sangat rentan mengalami patah tulang. Patah tulang sendiri diartikan kondisi di mana susunan tulang di tubuh terputus atau patah. Pada anak-anak, terdapat beberapa jenis patah tulang yang sering terjadi, di antaranya patah tulang torus atau buckle (kompresi), patah tulang green stick (layaknya ranting patah), dan patah tulang fraktur garis rambut. Patah tulang pada anak dapat bersifat ringan dan stabil, sehingga dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2-3 minggu perawatan dan tidak membutuhkan tindakan invasif. Namun, jika patah tulang melibatkan sendi atau bagian tulang yang berperan dalam pertumbuhan, pemulihan dapat berlangsung lebih lama dan seringkali membutuhkan penanganan khusus.
Ketika anak sudah memasuki usia 12 bulan ke atas, biasanya mereka akan mulai berbicara satu kata bahkan lebih. Tidak hanya berbicara, mereka pun mulai berjalan meskipun masih pelan. Namun demikian, sebagian anak ada yang mengalami gangguan berjalan di usia emasnya seperti berjalan jinjit. Kebiasaan berjalan jinjit ini dianggap biasa bagi sebagian orang, padahal dapat menjadi pertanda adanya kelainan pada muskuloskeletal anak.
Berjalan jinjit merupakan salah satu kelainan gaya berjalan pada anak yang ditandai dengan tidak adanya kontak antara tumit dan lantai, dan cenderung menggunakan kaki depan atau bertumpu pada jari-jari kaki. Kondisi ini dapat disebabkan karena masalah pada otot, kelainan bawaan, cerebral palsy, dan lainnya.
Tidak hanya berjalan jinjit, anak-anak juga dapat mengalami keterlambatan berjalan. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa kondisi seperti ketidaknormalan pada kekuatan dan tonus otot anak, keterlambatan perkembangan pada sistem motorik, kurangnya stimulasi seperti kebiasaan menggendong anak atau menggunakan baby walker, infeksi otak, defisiensi gizi, dan lain sebagainya.
Untuk mendeteksi kelainan muskuloskeletal pada anak, dokter ortopedi pediatrik dapat melakukan pemeriksaan fisik langsung pada pasien maupun pemeriksaan penunjang seperti biopsi otot atau tulang, pemeriksaan laboratorium darah, pencitraan dengan sinar-X, CT atau MRI, atau lainnya. Pengobatan yang dilakukan dapat bersifat invasif (pembedahan) maupun non-invasif (ortotik, brace, gips, dan belat/bidai), bergantung pada kondisi penyakit dan pasien itu sendiri.
Jika Sahabat Premier ingin melakukan pengobatan terkait kelainan tulang pada anak, maka dapat berkunjung ke RS Premier Jatinegara dan langsung ke bagian bedah tulang anak.
Informasi & buat janji temu Dokter, hubungi:
https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21017-toe-walking
https://www.childrenshospital.org/conditions/walking-gait-abnormalities