News
Peran Terapi Trombolitik pada Tata Laksana Stroke
03 Oct 2024efektif dalam penanganan stroke iskemik dengan memecah gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah di otak
Ibarat kabel, saraf di dalam tubuh manusia berfungsi membawa impuls listrik dari bagian otak ke seluruh tubuh sehingga dapat menggerakkan otot dan merasakan sensasi. Namun, ketika terjadi penurunan pada fungsi saraf akibat terganggunya aliran sinyal di saraf, maka dapat menyebabkan munculnya penyakit atau sering disebut dengan penyakit saraf.
Yuk, cari tahu tentang penyakit saraf di kelanjutan artikel ini!
Penyakit saraf merupakan suatu kondisi di mana sistem saraf mengalami gangguan, kerusakan, dan kelainan sehingga dapat memengaruhi fungsinya. Ketika sistem saraf ini mengalami gangguan, maka bisa menyebabkan kesulitan dalam bernapas, menelan, berbicara, bergerak, dan merasakan sesuatu.
Sistem saraf pada manusia terbagi menjadi dua bagian, antara lain sistem perifer atau sistem saraf tepi yang berfungsi menghubungkan antara saraf pusat dengan organ di dalam bagian tubuh. Kemudian, sistem saraf pusat yang menghubungkan antara sumsum tulang belakang dengan bagian otak.
Terdapat beberapa gejala yang ditimbulkan ketika mengalami penyakit saraf, di antaranya:
Mati rasa, perasaan mati rasa, kesemutan, dan rasa terbakar di tangan dan kaki, terutama di jari-jari. Meski terlihat ringan, tapi, kalau penyakitnya datang berulang segera konsultasi dengan dokter.
Sering sakit kepala, mengalami sakit kepala berulang dan waktunya berlangsung lama? Maka, bisa jadi terkena occipital neuralgia. Kondisi yang terjadi akibat dari bagian leher terjepit.
Sulit bergerak, gangguan pada saraf menyebabkan terjadinya penurunan aliran darah. Kondisinya mengakibatkan kekakuan dan berujung pada kesulitan untuk menggerakkan tubuh.
Keringat berlebihan, muncul keringat berlebih di tubuh tanpa diketahui penyebab yang jelas.
Berikut merupakan beberapa jenis penyakit pada sistem saraf yang mungkin dapat terjadi dan patut untuk diwaspadai, antara lain:
Melansir dari website World of Organization (WHO), penderita epilepsi di dunia mencapai 50 juta orang. Epilepsi merupakan gangguan yang menyebabkan seseorang mengalami kejang berulang. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita dari berbagai kalangan usia.
Penyebab kemunculan epilepsi ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang disinyalir dapat meningkatkan risiko epilepsi. Mulai dari; pengaruh genetik karena memiliki keluarga yang menderita epilepsi, demensia, stroke, cerebral palsy, meningitis, cedera kepala.
Alzheimer merupakan penyakit di bagian otak yang mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku, penurunan daya ingat, dan lainnya. Ketika mengalami kondisi ini, maka dapat menyebabkan penderitanya mengalami linglung, cemas, bahkan mencurigai orang lain.
Sama dengan epilepsi, penyebab dari kondisi ini belum diketahui secara pasti, tapi, menurut teori kondisinya terjadi karena penumpukan protein amiloid sehingga dapat mengganggu kinerja dari sel saraf dan mengakibatkan kematian pada sel otak.
Gejala yang ditimbulkan dari kondisi ini berbeda-beda pada setiap penderita, namun umumnya kondisi ini diawali dengan pikun (mudah lupa), sulit mengenali wajah orang di sekitar, sulit berkomunikasi dengan orang lain.
Parkinson’s disease atau parkinson merupakan penyakit pada sistem saraf pusat yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengendalikan keseimbangan tubuh dan gerakan. Kondisi ini biasanya disebabkan karena terjadi penurunan dopamine di dalam otak akibat kematian sel saraf di bagian substansia nigra.
Untuk gejala yang ditimbulkan dari kondisi ini antara lain mengalami gangguan tidur, produksi air liur meningkat, hilangnya kemampuan dalam membaui sesuatu, gangguan postur dan keseimbangan, kekauan dalam menggerakkan anggota tubuh, kesulitan ketika bangun dari tempat tidur maupun kursi.
Selain beberapa penyakit di atas, penyakit lain yang muncul akibat terjadi gangguan sistem saraf, di antaranya:
Meningitis, peradangan pada saraf tulang belakang dan selaput pelindung otak. Kondisinya biasanya disebabkan karena jamur, bakteri, dan virus yang berasal dari rongga mulut, tenggorokan, telinga, dan sinus.
Multiple sclerosis, penyakit yang disebabkan karena gangguan autoimun sehingga menyebabkan sumsum tulang belakang dan otak terganggu. Kondisi ini umum terjadi karena imun di tubuh keliru menyerang mielin—lapisan lemak yang tugasnya adalah melindungi serabut saraf.
Cerebral palsy, penyakit saraf yang umum terjadi pada anak-anak dan bisa memengaruhi kemampuan motoriknya dan kondisi tubuhnya. Penderita yang mengalami kondisi ini dapat merasakan masalah di tulang belakang, persendian, pengucapan, pendengaran, dan lainnya.
Nah, itulah ulasan singkat mengenai beberapa penyakit yang dapat menyerang sistem saraf di tubuh. Untuk pengobatan dari penyakit ini bisa dilakukan di Rumah Sakit Premier Jatinegara dengan langsung ke bagian Neuro Center.
Kolaborasi antara tim dokter spesialis saraf dan perawat mahir stroke di Stroke Unit Rs Premier Jatinegara, menghadirkan layanan stroke paripurna, mulai dari pengkajian awal, diagnosa, rencana perawatan, implementasi program dan evaluasinya.
Stroke Unit Rumah Sakit Premier Jatinegara memiliki kapasitas 13 tempat tidur, yaitu 4 VIP dan 9 Kelas 1. Tim stroke unit terdiri dari Dokter Spesialis Saraf, Perawat Mahir Stroke, dan Ahli Gizi. Fasilitas yang tersedia, antara lain: Monitor DAS, Infus Pump, Syringe Pump, Ruang Fisioterapi, Ambulance Stroke Unit 24 Jam, dan sebagainya.
Informasi & buat janji temu Dokter, hubungi:
https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/mental-health-neurological-disorders
https://my.clevelandclinic.org/health/body/21202-nervous-system