Bahaya Tuberculosis Pada Anak

25 Februari 2022

 

            TBC masih menjadi penyakit endemis di Indonesia, bahkan Indonesia merupakan peringkat kelima di dunia sebagai negara dengan prevalensi tuberculosis terbanyak. Tuberculosis atau sering disebut TBC, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis.

            Penyakit ini paling sering menyerang paru, namun dapat juga menyerang hampir semua organ tubuh seperti tulang, selaput otak, kelenjar getah bening, mata, ginjal, jantung, hati, usus, dan juga kulit. Tuberculosis bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal umur bahkan bisa menyerang anak-anak.

 

            Berbeda dengan TBC pada orang dewasa dimana gejala utamanya adalah batuk lebih dari tiga minggu, gejala TBC pada anak tidak spesifik bisa dengan gejala seperti demam yang lama lebih dari dua minggu, nafsu makan turun, berat badan turun, batuk yang menetap atau lebih dari 3 minggu, anak tampak lesu, ada benjolan di leher umumnya lebih dari satu dan kontak erat dengan penderita TBC paru aktif.

 

Bahaya Tuberculosis Pada Anak - RS Premier Jatinegara

            “Sebelum seorang anak divonis menderita TBC maka selain mempertimbangkan gejala klinis yang muncul perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang”, ujar dr. Sylvia Retnosari, Sp.A dari Rumah Sakit Premier Jatinegara. Pemeriksaan kuman pada dahak merupakan pemeriksaan yang utama untuk TBC pada orang dewasa, berbeda proses pemeriksaan TBC untuk anak yang utama dengan pemeriksaan uji tuberkulin atau tes Mantoux. Tes Mantoux adalah pemeriksaan dengan cara menyuntikan di bawah kulit larutan tuberkulin yang merupakan protein kuman TBC, hasil pada tes tersebut dapat dilihat antara 48-72 jam dimana, jika timbul benjolan pada bekas suntikan dengan ukuran lebih dari 10 mm maka dapat dikatakan hasil tes positif.

 

 

 

            Sebelum anak dikatakan menderita TBC, seharusnya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk membuktikan bahwa anak tersebut pernah terinfeksi TBC. “Tidak mungkin seseorang dapat menjadi sakit tanpa terjadi infeksi sebelumnya”, tambah dr. Sylvia Retnosari, Sp.A. Pemeriksaan rontgen dada merupakan pemeriksaan lain yang dapat membantu diagnosis TBC, pemeriksaan ini dapat memperkuat dugaan ke arah diagnosis tetapi tidak dapat dipakai sebagai satu-satunya pemeriksaan untuk mendapat hasil diagnosis tuberculosis.

            Selain pemeriksaan yang harus dilakukan agar dapat hasil yang lebih pasti, ada hal lain yang harus diperhatikan apabila ada seorang penderita TBC dewasa tinggal satu rumah karena selain mengobati penderita TBC dewasa, orang tua juga harus memeriksa anak-anak yang tinggal satu rumah dengannya. Anak-anak merupakan kelompok umur yang rentan, terutama jika umur dibawah lima tahun.

 

Bahaya Tuberculosis Pada Anak - RS Premier Jatinegara            “Penyakit TBC dapat disembuhkan, namun memang membutuhkan waktu yang cukup lama”, jelas dr. Sylvia Retnosari, Sp.A. Durasi pengobatan tergantung dari berat atau ringannya penyakit, durasinya berkisar antara 6 sampai 12 bulan. Agar penyakit dapat sembuh secara total anak harus minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dari dokter setiap harinya, selain itu perlu juga memperhatikan nutrisi yang cukup dan seimbang serta lingkungan yang bersih dengan memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik.

            Umumnya pemulihan yang nyata dapat terlihat pada dua bulan pertama pengobatan, bila respon pengobatan baik maka anak tersebut benar-benar menderita TBC, namum jika tidak ada perbaikan yang nyata setelah dua bulan pengobatan perlu evaluasi lebih lanjut apakah anak tersebut bukan TBC atau TBC dengan kebal obat. Orang tua diharapkan dapat mendeteksi dini jika anak-anak tertular TB dengan melihat faktor atau gejala yang sudah disampaikan sebelumnya, namun orang tua juga tidak perlu khawatir berlebihan terhadap gejala yang timbul sebelum pemeriksan yang membuktikan adanya infeksi TBC dengan uji Mantoux untuk membuktikannya.