+62 811-1300-9840
Tips Menyusui Tanpa Rasa Sakit
Tips Menyusui Tanpa Rasa Sakit
Air Susu Ibu atau biasa disebut ASI, adalah asupan perdana bagi sang buah hati. Dalam setiap kehangatannya, ASI mengandung banyak nutrisi mulai dari protein, lemak, mineral hingga karbohidrat yang seimbang untuk dikonsumsi. Meneguk sekresi kelenjar payudara seorang Ibu ini juga bisa menghangatkan jalinan kasih sayang Ibu dan bayi.
Bagi sang Ibu, menyusui dengan ASI memiliki banyak manfaat, kebaikan seperti mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan Ibu, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan tentunya merupakan kebahagiaan tersendiri bagi seorang Ibu.
Menyusui bukanlah kegiatan yang bisa dikatakan mudah, meskipun memberi ASI adalah kodrat setiap Ibu, namun sering pula ditemui tantangan bagi para Ibu yang tengah menyusui buah cintanya. dr. Sylvia Retnosari, SpA, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Premier Jatinegara (RSPJ) memberikan perhatian bagi para Ibu menyusui terlebih bagi mereka yang baru menjadi Ibu.
dr. Sylvia menjelaskan, bagi Ibu yang baru menyusui, paling sering mengalami lecet atau luka pada bagian puting. Beliau menambahkan, nyeri pada puting atau payudara disebabkan karena banyak hal. Tetapi penyebab tersering adalah karena posisi dan perlekatan bayi pada payudara yang kurang tepat.
Pengetahuan dan keterampilan tentang menyusui, termasuk posisi dan perlekatan perlu diketahui Ibu sejak hamil. Hal ini lantaran keterampilan menyusui tidak mudah dan perlu dipelajari. Untuk itu dr. Sylvia bersama RSPJ membagikan pengetahuan mengenai cara menyusui tanpa rasa sakit. Ada 6 tahap yang harus diperhatikan oleh Ibu yang menyusui:
-
Posisi menyusui yang tepat
-
Harus ada respon dari anak
-
Pastikan puting menempel dengan benar
-
Anak harus menghisap
-
Anak harus bisa mengatur dan menelan serta melakukan pernapasan
-
Anak ada kekuatan untuk menghabiskan
Selain pengetahuan tentang 6 tahap di atas, seorang Ibu juga harus memperhatikan beberapa langkah yang perlu dilakukan saat menyusui. Hal ini guna menghindari iritasi pada puting dan juga kenyamanan sang bayi saat mengecap ASI. Berikut langkah menyusui yang baik dan benar:
-
Sebelum mulai menyusui anak, cuci tanganlah terlebih dahulu dengan air mengalir
-
Ambil posisi duduk yang senyaman mungkin dan kaki sebaiknya tidak menggantung agar tidak letih saat menyusui
-
Peras sedikit ASI, kemudian oleskanlah ke sekitar puting dan areola. Hal ini bermanfaat sebagai desinfektan alami dan juga untuk menjaga kelembaban puting susu.
-
Posisikan bayi dengan benar, pertama peganglah bayi dengan satu lengan, posisi kepala bayi diletakan dekat siku Ibu, sedangkan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan Ibu, dan perut bayi menempel dengan tubuh Ibu. Jika sudah, dekatkanlah mulut bayi di depan puting Ibu. Usahakan lengan bayi yang ada di bawah merangkul tubuh Ibu. Ingat, jangan berada di antara tubuh dan bayi nanti bisa terjepit. Sedangkan tangan bayi yang di atas, boleh dipegang atau letakan di dada Ibu. Jika sudah semua, telinga bayi dan lengan bayi yang berada di posisi atas, berada di satu garis lurus
-
Selanjutnya, rangsang bibir buah hati dengan puting Ibu, sehingga mulut bayi akan terbuka lebar. Lalu dengan cepat, kepala bayi diletakan ke payudara, kemudian puting dimasukan ke mulut bayi. Jika sudah semua, cek kembali apakah perlekatan sudah benar demi kenyamanan ibu dan bayi.
Menjadi Ibu menyusui memiliki berkahnya tersendiri, pasalnya dengan menyusui langsung buah hati, perkembangan emosional anak akan terbentuk dalam dekapan sang Ibu. Sentuhan fisik langsung, menciptakan rasa sayang antar Ibu dan anak hingga menciptakan rasa aman.
Namun, tak jarang aktivitas menyusui membuat puting atau payudara Ibu lecet dan luka. Hal ini yang membuat beberapa Ibu merasa kesakitan saat menyusui kembali, bahkan hingga trauma. Untuk itu dr. Sylvia memberikan beberapa tips lainnya, agar puting atau payudara tidak lecet saat menyusui.
-
Pastikan bayi menghisap seluruh bagian puting dan areola payudara saat menyusui
-
Ketika hendak melepaskan puting dari hisapan bayi, pisahkan mulut bayi dengan puting secara perlahan dengan cara menekan bagian payudara dekat mulut bayi. Tekan perlahan menggunakan jari telunjuk sambil melepaskan bibir bayi dari puting Ibu.
-
Biarkan puting kering sebelum berpakaian lagi
-
Hindari penggunaan sabun pada puting karena dapat membuat kulit kering
-
Beri kompres hangat, biasakan menyusui dari bagian payudara yang tidak sakit
-
Jika terluka, maka oleskan sedikit ASI ke area puting yang luka, untuk mempercepat penyembuhan
-
Bila terasa sakit dan tidak kunjung reda, maka dibolehkan minum obat pereda sakit
Selain luka atau lecet, di beberapa kasus juga sang Ibu merasa nyeri di bagian putingnya setelah menyusui. Penyebabnya pun beragam, bisa karena infeksi jamur pada puting atau payudara, ciri khas lainnya yaitu biasanya puting berwarna merah, nyeri, gatal, terasa panas. Nyeri juga dirasakan selama atau saat menyusui. Di kondisi tertentu, pada mulut bayi juga terdapat bercak-bercak putih,
Nyeri juga bisa terjadi karena infeksi bakteri pada puting atau payudara, atau biasa disebut mastitis atau abses. dr. Sylvia menambahkan, bahwa infeksi lainnya juga bisa saja menyebabkan nyeri pada puting atau payudara, misalnya karena herpes, atau mungkin juga akibat masalah pada bayi, sehingga ada mekanisme menghisap yang tidak normal, seperti sumbatan pada ductus laciferus, atau trauma pada puting atau payudara karena penggunaan pompa asi yang tidak tepat. Selain itu, kata dr. Sylvia juga karena adanya dermatosis pada payudara, karena iritasi kulit atau faktor alergi.
Lalu, apa yang bunda harus lakukan jika terjadi nyeri puting atau payudara ketika menyusui? Sebagai rumah sakit besar yang berpengalaman dan memiliki layanan khusus ibu dan anak. Rumah Sakit Premier Jatinegara lewat dr. Sylvia, menganjurkan kepada Ibu menyusui untuk mencari bantuan tenaga kesehatan atau konselor ASI yang dapat menolong. Hal tersebut demi mengatasi nyeri saat menyusui dan mengobati nyeri.
Rumah Sakit Premier Jatingera atau RSPJ sebagai rumah sakit sayang bayi, amat mendukung keberhasilan menyusui. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya support system di RSPJ yang terdiri dari dokter kebidanan, dokter anak, konselor laktasi beserta timnya untuk membantu Ibu dan bayi sejak antenatal (melakukan pemeriksaan kehamilan) hingga bayi dilahirkan. Hal ini merupakan upaya untuk mendukung keberhasilan menyusui.