+62 811-1300-9840
Penyebab dan Cara Penanganan Masalah Disfungsi Ereksi
dr. Daniel Simanjuntak, Sp.U
Dokter Spesialis Urologi Rumah Sakit Premier Jatinegara
Disfungsi ereksi atau lemah syahwat merupakan momok bagi para pria terlebih yang sudah berumah tangga. Meski begitu, masih jarang sekali ada pria yang mau mengkonsultasikan masalah disfungsi ereksi ini pada dokter. Padahal gangguan disfungsi ereksi ini bisa diatasi dengan pengobatan dan treatment yang tepat di rumah sakit.
Untuk itu dr. Daniel Simanjuntak, Sp.U yang juga merupakan seorang Dokter Spesialis Urologi di Rumah Sakit Premier Jatinegara akan memberikanmu beberapa insight mengenai masalah disfungsi ereksi ini.
Pengertian Disfungsi Erkesi dan Penyebabnya
dr. Daniel Simanjuntak menjelaskan bahwa pengertian ereksi adalah suatu fenomena neurovascular yang dipengaruhi oleh hormon dan faktor psikologis. Sedangkan pengertian disfungsi ereksi adalah suatu proses ketidakmampuan mendapatkan ereksi atau mempertahankan ereksi untuk memuaskan pasangan seksual.
dr. Daniel menjelaskan bahwa kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi yang orang-orang di sekeliling kita kadang merasa malu atau enggan untuk pergi ke dokter untuk mengobatinya. Padahal banyak pria yang mengalami disfungsi ereksi dan bisa saja penyakit ini berhubungan dengan penyakit yang lebih serius lainnya.
Salah satu Dokter Spesialis Urologi terbaik di Rumah Sakit Premier Jatinegara ini menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang menjadi penyebab gangguan ereksi:
- Faktor pembuluh darah
- Faktor syaraf
- Faktor hormonal
- Faktor psikologis
Khusus yang terakhir, faktor psikologis menjadi faktor tersering penyebab terjadinya disfungsi ereksi. Faktor psikologis umumnya dipicu karena depresi dalam pekerjaan, tekanan dari pasangan, ketidakpercayaan diri dalam menjalani hubungan seksual.
Kemudian juga ada beberapa masalah kesehatan dan dapat mengganggu fungsi ereksi. Ada diabetes melitus, darah tinggi, gangguan syaraf, penyakit jantung, obesitas, atau karena riwayat operasi sebelumnya. Selain itu, obat-obatan yang sering dikonsumsi juga bisa jadi penyebab terjadinya disfungsi ereksi, seperti obat-obatan terlarang jenis antihistamine, antihipertensi, antidepresi dsb.
Gejala Disfungsi Ereksi
dr. Daniel Simanjuntak menjelaskan bahwa gejala dari disfungsi ereksi adalah sulitnya penis ereksi walaupun sudah mendapatkan rangsangan seksual. Misalnya kadang, penis mendapatkan ereksi tetapi tidak selalu setiap hubungan seksual atau tidak dapat mempertahankan ereksi selama hubungan seksual ataupun ejakulasi dini.
Apabila kamu mengalami salah satu gejala diatas maka ada baiknya untuk segera mengkonsultasikannya dengan dokter urologi yang kamu kenal atau langsung saja datang ke Rumah Sakit Premier Jatinegara.
Disfungsi ereksi ini rentan dialami oleh pria dari usia dini yaitu 30 tahun. Presentasenya ada sekitar 2% pria berusia 30 tahun yang mengalami, dan 50% dialami oleh pria berumur 80 tahun.
Untuk mendiagnosis adanya disfungsi ereksi, Dokter Spesialis Urologi biasanya melakukan wawancara terhadap pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lewat pemeriksaan lab dan dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG nocturnal, penile tumescence hingga konsultasi pasien ke psikologi.
Jika kamu mengalami disfungsi ereksi, maka Dokter Spesialis Urologi yang menangani akan segera memberikan pengobatan, dan bisa juga berkolaborasi dengan dokter lain seperti penyakit dalam, penyakit jantung ataupun andrology.
Beberapa pengobatan yang tersedia untuk menangani disfungsi ereksi adalah obat-obatan oral seperti PDE5 inhibitor, terapi hormonal, vacum device operasi seperti penis buatan, terapi konseling untuk memperbaiki faktor psikologis pasien, ataupun ESWT yaitu gelombang kejut yang diberikan pada penis pasien yang mengalami disfungsi ereksi.
Bisakah kembali normal?
dr. Daniel Simanjuntak menjelaskan bahwa penderita disfungsi ereksi bisa kembali normal. Biasanya disebabkan oleh faktor hormonal, faktor vaskuler ataupun faktor psikologi.
Contoh dari faktor vaskuler adalah penyakit darah tinggi hingga penyakit jantung. Lalu faktor hormonal seperti kekurangan hormon testosterone. Dan faktor fisiologis adalah seperti rasa cemas berlebih, depresi.
Selain itu disfungsi ereksi juga bisa diobati dengan metode Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT) atau Terapi Gelombang Kejut. Metode ini menggunakan gelombang elektromagnetik yang kekuatannya hingga 100 bar yang kemudian diarahkan pada 5 titik di pangkal dan badan penis. Tujuannya adalah untuk merangsang jaringan di sekitar penis dan memperbaiki aliran darah, sehingga meningkatkan kecepatan penyembuhan. Selain itu juga untuk merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru yang akan meningkatkan aliran darah ke penis, sehingga memperbaiki ereksi.
Meski menggunakan gelombang kejut elektromagnetik, metode ini dijamin aman dan memiliki tingkat keberhasilan tinggi. Dan berita baiknya, di RS Premier Jatinegara sudah dilengkapi alat penunjang ESWT ini. Sehingga bagi kamu yang tengah mengalami disfungsi ereksi bisa segera datang ke RS Premier Jatinegara dan menemui Dokter Spesialis Urologi RS Premier Jatinegara.
Semua faktor tesebut jika diobati dengan baik, diharapkan keadaan pasien dapat kembali normal. Namun dr. Daniel Simanjuntak menegaskan, apabila disfungsi ereksi disebabkan oleh faktor neurologis atau syaraf, tentunya akan irreversible (tidak dapat diubah).
Lebih lanjut, jika disfungsi ereksi tidak ditangani dengan baik. Maka pasien akan merasa depresi karena tidak mendapatkan kepuasan seksual dan akan mengalami gangguan hubungan dengan pasangannya ataupun perasaan rendah diri. Dan jika disertai dengan penyakit-penyakit lainnya seperti gangguan darah gangguan jantung ini juga dapat membahayakan pasien.