+62 811-1300-9840
Gangguan Bipolar, Penyebab dan Cara Mengatasinya
dr. Monica Andalusia, Sp. KJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Premier Jatinegara
World Health Organization pada 2017 pernah merilis ada sekitar 45 juta orang di seluruh dunia yang menderita gangguan bipolar. Gangguan ini bisa mengganggu aktivitas penderitanya, bahkan bisa diderita seumur hidup.
Meski begitu, pemberian obat-obatan dan psikoterapi pada penderitanya dapat membantu meredakan gangguannya sehingga bisa menjalani kegiatan sehari-hari. Untuk lebih jelasnya, dr. Monica Andalusia, Sp. KJ seorang Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Rumah Sakit Premier Jatinegara akan menjelaskan mengenai gangguan bipolar ini.
Pengertian Bipolar
dr. Monica Andalusia, Sp. KJ menjelaskan Bipolar adalah suatu gangguan mood atau suasana perasaan yang bersifat episodik berulang, minimal sekurang-kurangnya dua episode, yang mana mood, afek dan tingkat aktivitas pasien jelas terganggu. Dokter Monica melanjutkan, pada waktu tertentu terdapat peningkatan afek, kemudian memiliki energi yang berlebih, diikuti dengan ide yang berlebihan serta aktivitasnya juga ikutan meningkat yang biasa disebut manik atau hipomanik disesuaikan dengan lama gejala serta intensitasnya.
Pada waktu lain terdapat penurunan mood, afek disertai energi, serta aktivitasnya pun ikut menurun yang merupakan tanda dan gejala depresi. Selanjutnya dr. Monica mengatakan bahwa gangguan afektif bipolar itu terdiri dari dua tipe. Pada Bipolar tipe 1 terdapat periode gejala manik dan depresi diwaktu yang berbeda. Kemudian bipolar tipe 2 mencakup gejala hipomanik dan depresi.
Salah satu Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa terbaik yang dimiliki RS Premier Jatinegara ini juga menjelaskan seberapa umum gangguan ini terjadi. Menurut data epidemiologi, pada gangguan efektif bipolar dari sebuah studi multinasional menunjukkan bahwa prevalensi seumur hidup gangguan bipolar 1 berkisar 0 hingga 1%. Sedangkan prevalensi gangguan afektif bipolar 2 berkisar antara 0 hingga 1,1%.
Penyebab Seseorang Mengidap Bipolar
dr. Monica Andalusia mengatakan bahwa penyebab bipolar terbagi tiga, yaitu biopsychosocial. Apa saja itu biopsychosocial berikut penjelasannya:
- Biologis yaitu bipolar bisa didapat dari genetic, jadi apabila dalam keluarganya sudah ada yang mengalami gangguan bipolar atau gangguan jiwa lainnya, maka seseorang akan lebih rentan mengalami masalah psikologis.
- Psikologis, yaitu setiap orang yang memiliki karakter yang berbeda dan cara dalam menghadapi atau mengelola stresor tersebut berbeda-beda.
- Sosial, bagaimana riwayat lingkungan saat ini, lingkungan sebelumnya. Apakah suportif atau tidak, kemudian stressor pekerjaan yang tinggi juga bisa menimbulkan satu gangguan tersebut. Hingga tekanan kehidupan yang tinggi dan sebagainya.
Cara Mendiagnosis dan Menangani Gangguan Bipolar
dr. Monica menjelaskan bahwa untuk mendiagnosis gangguan bipolar ada caranya. Lakukan wawancara psychiatry kepada pasien secara langsung dan menyeluruh. Bila memungkinkan melakukan alloanamnesis juga terhadap keluarga pasien bila ada.
Untuk mengenali ganggaunnya, pahami dulu bahwa pada gangguan Bipolar ada beberapa kriterianya. Berikut kriteria gangguan bipolar menurut dr. Monica:
Pada gejala manik ini, ditemukan mood yang euphoria sehingga terlihat senang berlebihan atau iritabilitas jadi mudah marah atau mudah tersinggung. Selain itu, pada penderita tiba-tiba energinya yang meningkat dan menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder-Fifth Edition) ini didapatkan minimal 1 minggu.
Pada gejala hipomanik ini sama seperti gejala manik, hanya saja level gejalanya tidak se-ekspansif atau setinggi gejala manik. Kriteria waktunya menurut DSM-5 minimal 4 hari.
Pada gejala depresi biasanya seseorang jadi hilang minat, tidak memiliki energi, merasa sedih secara terus menerus sepanjang hari. Kemudian juga hilang motivasi hingga bisa saja ditemukan pikiran untuk mengakhiri hidup. Semua gejala tersebut dapat kita temukan minimal waktunya 2 minggu.
dr. Monica menjelaskan bahwa jika mengalami kondisi suasana perasaan yang berubah drastis dan merasakan gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan diatas, dapat berkonsultasi langsung ke psikiater. Sebaiknya tidak melakukan selfdiagnosis untuk mendapatkan tatalaksana lebih lanjut.
Bawalah segera ke Rumah Sakit Premier Jatinegara untuk segera ditangani dengan baik oleh para Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa disana. Menurut dr. Monica penanganan pertama pada penderita gangguan bipolar adalah dengan bantuan psikofarmaka, yang berguna untuk mengendalikan gejala pasien tersebut.
Kemudian juga bisa ditangani dengan psychotherapy yaitu terapi yang memiliki beberapa jenis variasi. Nantinya usai melakukan wawancara dengan pasien, akan dipilih salah satu variasi terapi yang sesuai dengan kondisi pasien.