Pahami Gejala Omicron yang Berbeda, Bersama dr. Dwipa dari RS Premier Jatinegara

25 February 2022

Virus penyebab COVID-19 yaitu Sars-CoV-2 terus bermutasi dan berkembang membentuk varian baru, jika sebelumnya sudah ada varian Delta, kini bermutasi kembali menjadi varian Omicron.

Varian Omicron sudah menyebar di beberapa negara, dan di Indonesia varian baru ini cukup cepat penyebarannya. Namun jangan panik, khusus varian baru Omicron ini kamu harus tahu beberapa gejalanya yang ternyata berbeda dengan varian COVID-19 lainnya.

Rumah Sakit Premier Jatinegara yang sudah memiliki sarana dan prasarana terbaik untuk menghadapi varian COVID-19. Juga memiliki SDM berupa Dokter Umum dan Spesialis terbaik, guna memberikan pengetahuan baru mengenai gejala, dan hal lainnya terkait varian baru Omicron.

Salah satunya adalah Dokter Umum dari RS Premier Jatinegara yaitu dr. Dwipa Rozali yang akan memberikan penjelasan tentang varian Omicron ini kepada kalian.

Apa itu varian Omicron? serta apa bedanya dengan varian-varian COVID-19 lainnya?

dr. Dwipa menjelaskan bahwa varian Omicron yang diberi kode B.1.1.529 ini, pertama kali dilaporkan ke WHO berasal dari Afrika Selatan, pada 24 November 2021. Dokter Dwipa melanjutkan, bahwa ini merupakan salah satu jenis varian yang memiliki 50 mutasi dan lebih dari 30 mutasi diantaranya terjadi pada protein spike. Yaitu suatu bagian virus yang menentukan bagaimana ia berinteraksi dengan pertahanan tubuh. Sebagai perbandingannya, varian Delta hanya memiliki 7 mutasi.

Apakah suatu virus dapat memunculkan varian-varian virus dengan sifat yang berbeda?

Dokter yang juga menjadi vaksinator pertama di RS Premier Jatinegara ini menjelaskan bahwa, ada dua teori yang bisa dijelaskan untuk menjawab pertanyaan ini.

Teori pertama, menyebutkan bahwa virus akan bermutasi dan menimbulkan varian baru di tubuh inang atau orang dengan kekebalan imunitas yang lemah. Misalnya mereka yang menderita HIV, Cancer, infeksi kronis, dan penerima transplantasi organ.

Hal ini karena dengan resistensi yang rendah dari inangnya, virus Corona berpeluang melakukan sejumlah mutasi dengan beradaptasi dan berevolusi.

Kemudian, pada teori yang kedua menyebutkan bahwa kemungkinan mutasi varian Omicron ini terjadi pada tikus. Seperti dilancir dari Live Science yang dikutip dari STAT, seekor tikus mungkin telah terinfeksi virus Sars-CoV-2 sekitar pertengahan tahun 2020. Melalui proses reverse zoonosi yaitu kuman pathogen berpindah dari manusia ke hewan. Lalu, usai bermutasi pada hewan, virus Corona yang diubah kemudian membuat lompatan kembali dengan menulari manusia.

Pahami Gejala Omicron Premier Jatinegara HospitalBagaimana cara penyebaran virus Omicron ini?

dr. Dwipa mengutip pernyataan dr. Leana Wen yang merupakan seorang Profesor di George Washington University. Menurutnya, ada ada lima (5) cara penyebaran varian Omicron:

  1. Omicron mudah menyebar pada seseorang yang menggunakan jenis masker yang salah. Perlu diketahui bersama bahwa, masker yang berkualitas tinggi hanyalah jenis N95. Sedangkan masker kain tidak cocok untuk melindungi diri dari paparan Omicron yang sangat menular.
  2. Penularan Omicron akan semakin mudah kepada meraka yang sering berpergian ke luar negeri.
  3. Begitupun juga pada mereka yang sering berkumpul dengan banyak orang.
  4. Omicron bisa menyebar kepada mereka yang sering makan bersama di dalam restoran atau ruang yang tertutup
  5. Terakhir, tempat yang ramai juga berpeluang jadi lokasi penyebaran Omicron yang sangat cepat.

Apa saja gejala pada Omicron?

dr. Dwipa yang berpengalaman mengenai virus COVID-19 dan pernah mengikuti pelatihan sebagai vaksinator pertama di RS Premier Jatinegara ini menjelaskan bahwa gejala Omicron banyak macamnya.

Pertama, gejala paling umum adalah demam, batuk dan merasa kelelahan. Kemudian adapula gejala Omicron yang tidak umum seperti, merasakan sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri badan, diare, muncul ruam, dan mata merah atau iritasi.

Sedangkan gejala Omicron yang lebih serius biasanya seseorang merasakan kesulitan bernapas atau sesak napas, kehilangan kemampuan bicara atau mobilitas, merasa bingung dan merasa nyeri di dada.

Jika gejala Omicron memburuk, apa dampaknya jika tidak segera ditangani dan dibawa ke Rumah Sakit?

dr. Dwipa Rozali menegaskan bahwa jika gejala Omicron memburuk, bisa saja menimbulkan situasi yang berbahaya, bahkan bisa beresiko kematian. Hal ini lantaran meski gejala Omicron ini disebut lebih ringan, namun masih perlu diteliti apakah tingkat ringannya ini disebabkan karena memang virusnya, atau karena keberhasilan vaksinasi.

Pasalnya, pada beberapa kasus berat bahkan menimbulkan kematian, rata-rata terjadi pada pasien dengan komorbid, serta pasien yang vaksinasinya belum lengkap.

Pahami Gejala Omicron Premier Jatinegara Hospital

Bagaimana pertolongan pertama untuk Omicron?

Jika kamu atau keluarga mengalami gejala Omicron, maka dr. Dwipa memberikan tips atau langkah untuk melakukan pertolongan pertamanya.

  1. Tidak perlu panik, karena ini adalah penyakit virus yang sifatnya selflimiting disease.
  2. Minumlah obat-obatan untuk menghilangkan gejala atau simptomatis seperti analgetik, penurun demam dan vitamin.
  3. Segera berobat ke pusat kesehatan terdekat guna mendapatkan penanganan yang terbaik dan tercepat.