+62 811-1300-9840
Waspada Kolesteatoma, Gangguan Telinga yang Berbahaya
Waspada Kolesteatoma, Gangguan Telinga yang Berbahaya
dr. Ira Agustine Mutiara, Sp.THT-KL
Dokter Spesialis THT Rumah Sakit Premier Jatinegara
Gangguan pendengaran yang terjadi pada manusia, mulai dari tuli sebagian (kurang dengar) atau tuli berat bisa menghambat produktivitas kta sehari-hari. Dampaknya akan muncul kesalahpahaman ketika kita tengah berkomunikasi dan bersosialisasi.
Penyebab gangguan pendengaran ada banyak, salah satunya adalah Kolesteatoma. Lantaran pada 3 Maret lalu kita memperingati “Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran”, maka pada artikel kali ini akan dibahas mengenai salah satu gangguan telinga yaitu Kolesteatoma yang akan dijelaskan oleh dr. Ira Agustine Mutiara, Sp.THT-KL sebagai Dokter Spesialis THT di Rumah Sakit Premier Jatinegara.
Apa itu Kolesteatoma?
dr. Agustine menjelaskan bahwa Kolesteatoma adalah gangguan pendengaran akibat adanya pertumbuhan abnormal dari epitel sel skuamosa berkeratin di telinga. Pertumbuhan abnormal ini bisa mengenai telinga tengah mastoid atau telinga luar yang dihubungkan dengan radang tulang dan nekrosis tulang.
Apa penyebab Kolesteatoma?
Dokter Spesialis THT milik RS Premier Jatinegara ini menjelaskan bahwa penyebab Kolesteatoma itu antara lain dari kongenital bila sudah ada kolesteatoma saat bayi lahir. Di mana terjadi pembentukan kolesteatoma ketika pembentukan embrio. Kemudian, terdapat masa keputihan di belakang gendang telinga yang utuh, sehingga menyebabkan seseorang tuli konduktif.
Selain itu, penyebab lainnya dibedakan menjadi dua yaitu primer atau sekunder. Pada primer bila tidak ada riwayat penyakit radang telinga tengah dan gendang telinga berlubang sebelumnya, maka kelainannya terdapat di pars flaksida.
Sedangkan sekunder bisa didahului oleh infeksi telinga tengah, atau gendang telinga sudah berlubang. Sehingga kelainannya terdapat pada pars tensa.
Apa gejala dan tindakan yang dilakukan ketika gejala Kolesteatoma muncul?
Kolesteatoma memiliki gejala tertentu yang bisa terlihat. Beberapa gejala Kolesteatoma menurut Dokter Ira Agustine adalah merasakan nyeri telinga, ada gangguan pendengaran, kemudian adanya otore berulang akibat erosi tulang dan infeksi sekunder.
Jika gejala tersebut muncul, sebaiknya kamu harus segera ke dokter spesialis THT untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jika perlu dilakukan pengobatan hingga tindakan operasi.
Tentunya kamu bisa mendatangi langsung RS Premier Jatinegara yang memiliki Dokter THT serta pelayanan yang terbaik.
Bagaimana cara dokter mendiagnosis Kolesteatoma?
dr. Agustine menjelaskan prosedur dalam pemeriksaan dan diagnosis Kolesteatoma biasanya dimulai dengan mendengarkan keluhan dari pasien. Keluhannya berupa merasakan nyeri pada telinga, pendengarannya berkurang, keluar cairan dari telinga.
Kemudian lewat pemeriksaan dengan otoskopi atau endoskopi, maka masalah pada telinga bisa diketahui. Dan bisa didiagnosis langsung apakah itu karena Kolesteatoma atau karena hal lainnya.
Umumnya, untuk gangguan pendengaran biasanya dilakukan pemeriksaan dengan audiometri.
Siapa saja yang rentan terkena Kolesteatoma?
Kolesteatoma kata dr. Agustine, bisa terjadi pada anak-anak hingga dewasa, terutama juga pada orang-orang yang sering mengalami infeksi telinga tengah, rhinitis alergi, atau sinusitis kronis.
Apa saja komplikasi yang terjadi jika kolesteatoma tidak segera diobati?
Kolesteatoma harus segera diatasi agar tidak berkembang menjadi sebuah komplikasi. Umumnya komplikasi yang terjadi akibat tidak segera diobati adalah Kolesteatoma tersebut bisa meluas dan merusak ke struktur ke sekitarnya.
Mulai dari merusak tulang-tulang pendengaran, membuat erosi tulang labirin, mastoid, kanal dari saraf fasialis, sampai ke intrakranial atau ke otak.