+62 811-1300-9840
Apakah Pengidap Wasir Harus Dioperasi?
Anus merupakan organ pencernaan di bagian ujung yang berbentuk tubuler atau tabung, anus memiliki fungsi utama dalam proses defakasi (buang air besar) dengan mengatur keluarnya feses dan menahan buang air besar di saat tertentu dengan adanya otot yang disebut springter. Menjalankan fungsi otot springter tersebut, anus dibantu oleh pembuluh darah anus atau hemoroid.
Salah satu penyakit yang biasanya dapat ditemukan disekitar area tersebut ada ambeien atau wasir yaitu pembengkakan pembuluh darah balik (Varises) di dubur atau usus besar bagian bawah. Dalam dunia medis, wasir disebut dengan hemoroid. Hemoroid terbagi menjadi 2, hemoroid eksterna terletak di dubur dan hemoroid interna terletak di usus besar bagian akhir.
Tubuh kita memiliki dua jenis pembuluh darah yaitu arteri dan vena, dimana pembuluh darah balik atau vena di anus berbentuk anyaman yang disebut dengan pleksus. Pada saat terdapat massa feses yang keras atau karena penekanan dari feses tersebut, aliran darah balik menjadi tertahan tetapi aliran darah arteri tetap mengalir darah ke daerah anus dan mengisi pleksus tersebut. Menurut dr. Sony Wijaya, Sp. B dari Rumah Sakit Premier Jatinegara mengatakan, “pleksus ini merupakan jaringan longgar, hal ini menyebabkan pleksus semakin membesar dan terjadilah penyakit hemoroid atau wasir”.
Semakin membesarnya bantalan pleksus, jaringan penyokong yang menopang pleksus untuk berada di tempatnya menjadi lemah menyebabkan pleksus yang membesar tersebut menjadi menonjol keluar dari anus. Awalnya benjolan ini dapat kembali masuk ke anus dengan sendirinya tetapi lama kelamaan saat jaringan penyokong semakin lemah, benjolan yang keluar itu harus dibantu dimasukan dengan jari bahkan apabila keadaannya semakin parah benjolan yang keluar tidak dapat dimasukan kembali walaupun sudah dibantu dengan jari, sehingga menjadi nyeri akibat benjolan tersebut tercekik oleh springter.
“tatalaksana pengobatan hemoroid kita bagi menjadi dua, yaitu konservatif dan invasive”, ujar dr. Sony Wijaya, Sp. B. Pengobatan wasir atau hemoroid dengan metode konservatif bertujuan mengistirahatkan anus dan mengembalikan pembuluh darah vena serta mengembalikan fleksibilitas dari jaringan penyokong. Metode ini meliputi diet, pola makan dengan makanan tinggi serat atau memberikan asupan pencahar ringan, lalu pemberian obat-obatan untuk mengembalikan tonus pembuluh darah atau phlebotonik dan ditambah dengan olahraga serta obat-obat anti radang.
Tatalaksana invasive harus dilakukan apabila talaksana konservatif gagal, benjolan terus mengeluarkan darah yang menyebabkan penderita kekurangan darah, benjolan mengganggu proses buang air besar (BAB), benjolan terlalu besar membuat tidak nyaman, bejolan keluar dari anus, dan apabila terjadi pembekuan darah di bejolan. “Tatalaksana invasive ini meliputi pengangkatan benjolan hemoroid atau hemorrhoidectomy, baik secara konvensional ataupun menggunakan tehnik stapler”, tambah dr. Sony Wijaya, Sp. B. Selain itu ada tatalaksana lainnya dengan pengikatan pembuluh darah arteri utama penyokong hemoroid yang kita kenal dengan hemorrhoid arterial ligation, dimana biasanya disertai dengan perbaikan benjolan yang keluar atau rectoanal repair, tehnik ini dapat dilakukan pada kondisi awal atau kondisi lanjut pada penderita wasir.
Agar kita dapat terhindar dari penyakit wasir bisa dengan pola defekasi (buang air besar) yang baik disertai dengan makanan tinggi serat dapat mencegah wasir. “Bila terjadi hemoroid (wasir), segera datang ke dokter anda. Jangan menunggu hingga benjolan tersebut bertambah besar dan menyebabkan komplikasi yang lebih lanjut”, tutup dr. Sony Wijaya, Sp. B dari Rumah Sakit Premier Jatinegara.