Mengenal Lebih Dalam Monkey Pox: Gejala, Penanganan, dan Penyebabnya

Artikel
19 Sep 2024

Oleh dr. Ario Perbowo Putra, Sp.PD-FINASIM
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Premier Jatinegara

monkey pox disease

Akhir-akhir ini, ramai diperbincangkan jagat maya mengenai virus menular “Monkey Pox” atau Cacar Monyet. Namun, apakah Sahabat Premier sudah tahu betul apa itu Monkey Pox?

Monkey Pox

Monkey Pox adalah Penyakit Infeksi yang disebabkan oleh Virus Monkey Pox (anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae). Pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark dalam bentuk Lesi Kulit seperti Cacar pada Koloni Kera yang dipelihara untuk penelitian, maka dari itu disebut Monkey Pox.

Bagaimana Penularan Monkey Pox?

Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka ataupun terbuka, saluran nafas, atau selaput mukosa (mata, hidung, mulut).

Fase Invasi dan Fase Erupsi pada Monkey Pox

Masa infeksi Monkey Pox terbagi dalam 2 fase, yaitu Fase Invasi dan Fase Erupsi. Berikut penjelasannya:

Gejala Monkey Pox dalam Fase Invasi

Fase Invasi ditandai dengan gejala Prodromal seperti demam, sakit kepala, limfadenopati, nyeri otot, dan kelelahan. Fase Invasi biasanya berlangsung selama 5 hari pertama.

Gejala Monkey Pox dalam Fase Erupsi

Fase Erupsi ditandai dengan gejala ruam, lesi kulit (paling banyak di wajah, diikuti telapak kaki & tangan), bintik merah / makula, papula, vesikel, krusta, dan akhirnya lesi tersebut rontok. Fase Erupsi biasanya berlangsung 1 hingga 3 hari setelah Fase Invasi.

 

Berapa lama gejala Monkey Pox berlangsung?

Masa inkubasi penyakit Monkey Pox adalah 6 – 13 hari. Fase Invasi berlangsung selama 5 hari pertama, diikuti Fase Erupsi yang berlangsung 1 hingga 3 hari setelah Fase Invasi. Penyakit Monkey Pox biasanya berlangsung selama 2 hingga 4 minggu.

Pengobatan Monkey Pox

Pengobatan cacar monyet saat ini masih berfokus pada penanganan gejala, seperti demam dan nyeri, menggunakan obat-obatan yang umum. Istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi, dan hidrasi yang baik sangat penting untuk mempercepat proses penyembuhan. Isolasi diri juga merupakan langkah penting untuk mencegah penularan ke orang lain.

Meskipun belum ada pengobatan khusus, upaya pencegahan terus dilakukan. Vaksin cacar yang telah dimodifikasi menunjukkan potensi besar dalam mencegah cacar monyet. Namun, ketersediaan vaksin masih terbatas dan prioritas diberikan kepada kelompok berisiko tinggi, seperti petugas kesehatan dan orang-orang yang pernah kontak erat dengan penderita. Vaksinasi massal belum menjadi rekomendasi saat ini.

Pencegahan Monkey Pox bagi Pelaku Perjalanan Negara Endemis

Pencegahan risiko penularan dari hewan ke manusia dapat dilakukan dengan cara  menghindari kontak fisik dengan hewan liar yang berpotensi menularkan cacar monyet, seperti primata dan pengerat. Jangan konsumsi daging hewan buruan yang tidak dimasak sampai matang. Pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi higienis. Selalu gunakan APD lengkap saat menangani hewan atau sampel yang berpotensi terkontaminasi.

Pencegahan Monkey Pox bagi Pelaku Perjalanan Negara Non-Endemis

Untuk mencegah penularan cacar monyet dari manusia ke manusia, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hindari kontak fisik langsung dengan orang yang menunjukkan gejala cacar monyet, seperti ruam kulit. Gunakan masker, sarung tangan, dan APD lainnya saat merawat penderita atau membersihkan area yang terkontaminasi.

 

Semoga informasi dari dr. Ario Perbowo Putra, Sp.PD-FINASIM dapat menambah wawasan kita untuk selalu waspada dalam menghadapi penyakit yang datang, lindungi orang-orang yang Anda cintai dengan berbagi informasi yang bermanfaat.


Informasi & buat janji temu Dokter, hubungi: